Pages

Sabtu, 30 Agustus 2014

Wisata Asyik Para Penulis: Buku Pertamaku

Bangga, ya pastinya. Senang, ya pastinya. Buku “Wisata Asyik Para Penulis” yang ku tunggu-tunggu akhirnya terbit juga. Ini adalah buku pertamaku yang digarap keroyokan bersama muda-mudi di Pulau Jawa dan Sumatera.

Di awal tahun 2014 aku mengikuti lomba menulis cerpen yang di adakan oleh Forum Aktif Menulis Jabodetabek. FAM, begitu singkatannya, merupakan organisasi kepenulisan yang berpusat di Kota Kediri Jawa Timur. Organisasi ini memiliki beberapa cabang yang berada di kota-kota besar Indonesia, salah satunya ada di Jabodetabek.

Senang dan tak menyangka saat buku ini tiba di rumahku. Di cover belakang buku ini tertulis namaku sebagai salah satu contributor buku ini. Lalu aku membukanya langsung tertuju pada halaman daftar isi. Halaman 107, di situlah karyaku dimuat. Dengan mengabaikan halaman-halaman sebelumnya, aku menuju halaman 107. Aku tersenyum saat melihat foto dan namaku terpampang halaman tersebut.

Tak sia-sia penantianku selama berbulan-bulan. Bahkan aku telah berfikir negatif bahwa buku ini tak akan sampai ke tanganku. Namun sekarang buku ini benar-benar ada di sini, di hadapanku.

Buku “Wisata Asyik Para Penulis” merupakan buku yang berisi tentang kumpulan kisah inspiratif saat mengunjungi lokasi wisata di Indonesia. Buku ini berisi 30 cerita dan berhalaman 221. Karena ditulis ole penulis pemula maka bahasa yang digunakan pun mudah dimengerti dan tidak membosankan. Buku ini cocok dijadikan bahan referensi lokasi wisata untuk berlibur di akhir pekan.

Happy reading !!

Minggu, 10 Agustus 2014

Teman aku peduli padamu karena Allah

Kau baik dan ramah kepada setiap orang. Tak heran orang2 menyukaimu di awal jumpa. Namun mereka hanya mengenalmu seadanya saja karena mereka tak sering bersamamu. Aku pun begitu aku menyukaimu sejak awal bertemu dan aku hanya mengenalmu seadanya saja.

Seiring waktu berlalu kita bersama. Kau mulai tak menghargai kepedulian, bantuan dan kebaikan2 yang aku berikan. Aku memberimu bunga tapi kau malah membalasku

Bunga tapi kau malah membalasku dengan duri'y. Sakit sekali. Sedih mendalam yg aku rasakan. Aku sempat berfikir, sebaiknya aku berhenti memberimu bunga. Aku takut kau lempar duri'y lagi.

Aku tak tau harus bercerita pada siapa. Aku bingung harus mencari pemahaman pada siapa. Karena semua orang2 terdekatku menyukaimu. Mereka tak kan percaya bila ku cerita ini. Yang mereka tau kau baik dan menyenangkan.

Apakah aku boleh berhenti memberikan kepedulian padamu?
Itulah petanyaan besarku. Aku sadar aku tak boleh begitu.

Temanku sayang aku menyukaimu karena Allah. Aku tak mengharapkan balasan kebaikan darimu atas kebaikan yang aku berikan. Walaupun kau tak menghargai, walaupun kau beriku duri. Namun aku percaya bahwa Allah Maha Melihat. Aku hanya mengharapkan balasan kebaikan darinya. Terlalu berharap pada manusia yang ku dapat hanyalah rasa kecewa.

Teman aku menyukaimu karena Allah. Aku peduli padamu karena ingin dipedulikan Allah bukan ingin dianggap baik oleh orang2 disekitarku.





Selasa, 05 Agustus 2014

Resolusi Untuk Semester Baru

Tak terasa waktu begitu cepat belalu. Sekarang aku sudah semester 5. Biasanya setiap awal semester aku selalu merencanakan berbagai hal dan keinginan yang ingin aku dapat di semester baru. Namun untuk semester ini entah mengapa semangatku mengendur. Aku tak ada keinginan untuk membuat resolusi-resolusi hebat seperti sebelumnya.

Soal hubungan asmara ... emmm biarlah mengalir apa adanya. Pasti suatu saat akan datang sendiri.
Semester ini aku ingin lebih serius dan tekun belajar materi kuliah. Lulus kuliah sesuai target pasti akan membanggakan orang tuaku. Bagaimana ya rasanya bagai jubah akademik dan toga. Apalagi lulus dengan predikat cumlaude dan mahasiswa terbaik.

Semester 2 IP.ku sempat menurun drastis dari 3,5 menjadi 3,08. Semester ini harus ada peningkatan yang signifikan agar bisa menutup kekuranganku di semester 2.

Malu juga sih sebernarnya melihat adek-adek semester bawah yang udah bisa ngomong inggris lancar. Gag hanya itu soal public speaking banyak juga yang jago. Aku sering dibuat terkagum-kagum oleh mereka.
Iseng beberapa hari yang lalu aku membuka blog temanku. Lalu aku melihat ada banner Indiva Reading Challege. Rupanya temanku yang hobi membaca ini sedang mengikuti kontes mereview buku. Hadiahnya lumayan lho ada smartfone, netbook, dan uang tunai. Sayangnya deadline pendaftarannya sudah lewat. Tahun depan aku ingin ikut. Dan mulai semester ini aku akan menyicil mereview setiap buku yang pernah ku baca. Lumayan kan kalo menang. Kalo gag menang juga gpp. Paling gag udah bisa ngeksis di blog sendiri.

Tempat kos baru. Oh ya tempat kos baru. Pertengahan Agustus nanti aku dan ketiga temanku akan menempati tempat kos baru. Kami mengontrak sebuah rumah sederhana di daerah kaligawe. Yang aku khawatirkan adalah jika musim hujan. Setiap tahun daerah ini terkena banjir atau lebih dikenal dengan rob. Sebagian jalan di daerah ini sudah ditinggikan dan sebagian saluran pembuangan air sudah dibuat agag dalam. Namun jalan yang persis di depan kosku sama sekali belum ada perubahan  sejak aku tiba di semarang 2 tahun yang lalu. Aku takut dengan peninggian jalan2 lain, air banjir akan menggenangi tempat kosku lebih tinggi. Semoga saja tidak. Semoga perkiraanku salah.


Ya hanya itu saja harapan-harapanku di semster 5. Tak ada keinginan yang muluk-muluk seperti pergi keluar negeri, pertukaran pelajar atau mengikuti konferensi pemuda. 

The Secrets of Pawang Manusia (seni bagaimana berinteraksi dan menghadapi segala tingkah polah manusia dengan tetap menikmati hidup)



Judul                     :The Secrets of Pawang Manusia
Penulis                  :Endra K. Prihadhi
Penerbit                :PT Elex Media Komputido
Tahun                   :2010
Tebal                    :156 halaman

cover buku The Secrets of Pawang Manusia


Manusia adalah makhluk yang tidak sempurna. Selalu berbuat kesalahan merupakan hal yang wajar dilakukan manusia. Tidak menghargai kepedulian orang lain, terlalu ingin bersikap sempurna, mudah tersinggung dan selalu berburuk sangka tanpa kita sadari hal-hal itu kita lakukan dan dapat menyakiti perasaan orang lain. Di dalam buku ini kita belajar tentang memahami karakter orang lain,  prinsip-prinsip begaul, dan seni bersikap.

Buku ini berisi tentang seni berinteraksi dengan manusia. Di bab pertama buku ini kita akan diajarkan bagaimana memahami karakter orang lain. Ada manusia dengan tipe sanguinis yang suka sekali berbicara, melankolis sang perfeksionis, koleris yang suka mendominasi, dan tipe plegmatis yang cinta damai. Dengan mengetahuinya kita akan mengerti bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan masing-masing tipe.

Di bagian kedua buku ini berisi tentang prinsip-prinsip dasar bergaul. Menyadari bahwa kita hanya manusia biasa yang penuh kekurangan. Memahami bahwa setiap orang memiliki karakter yang berbeda. Menyadari bahwa kita tidak bisa memaksakan standar diri kita kepada orang lain.  Bab ini lebih bersifat mencerahkan.
Buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami. Topic dibahas secara ringkas, padat dan tidak terlalu mendetail. Jumlah halamannya juga tidak terlalu banyak. Sehingga buku ini cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin belajar tentang seni bergaul dengan orang lain.


Happy reading !!

Gunung Prau: Edisi Petualangan di Dataran Tinggi Dieng

Sebelumnya aku tidak pernah tau tentang keberadaan gunung ini. Aku tak pernah mendengar orang membicarakan ini. Malah aku mengira gunung ini adalah Gunung Tangkuban Perahu yang ada di Jawa Barat. Ternyata  memang beda, yang ini ada di Jawa Tengah.

Gunung Prau terletak di 4 wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Bajarnegara, Wonosobo, Batang, dan Kendal. Memiliki ketinggian 2565 mdpl gunung ini memang tergolong pendek. Terdapat 2 jalur pendakian yaitu jalur Desa Kenjuran, Kecamatan Sukoreja dan jalur Desa Patang Banteng di Dataran Tinggi Dieng. Kali ini kami memilih untuk mendaki lewat jalur Desa Patang Banteng.

Beberapa hari sebelum hari pendakian, aku mencari-cari info tentang Gunung Prau di internet. Tentang keunikannya, jalur pendakian, cerita-cerita dari yang sudah pernah mendaki, dan juga gambar-gambar keindahannya. Cerita tentang bukit teletubies yang terletak di puncaknya membuatku penasaran. Apa bener film Teletubies syutingnya di sini? Bukannya itu di luar negeri ya?

Aku pergi mendaki bersama teman-teman sekelas. Kami sebut diri kami “E2 Rock n Roll” alias Education 2 Rock n Roll. Kami semua adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Unissula Semarang. Sebenarnya ini petualangan kedua kami di Dataran Tinggi Dieng. Namun, pendakian sebelumnya di Gunung Sikunir aku tidak ikut.

Petualangan bermula di Desa Patang Banteng. Basecamp di sini terletak di belakang sekolah TK. Awalnya sempat bingung mencarinya. Aku kira malah nyasar atau salah tempat. Namun, berkat petunjuk sebuah tanda panah merah di tembok akhirnya kami tiba di basecamp.
Peta jalur pendakian via Desa Patang Banteng


Di sekitar basecamp terdapat banyak sekali penjual Carica. Itu lho manisan pepaya khas Dieng. Dengan selembar uang 5000 atau 10 koin 500an kita sudah bisa mendapat 1 mangkuk Carica khas Dieng.

Awal-awal mendaki, kiri kanan jalan terdapat lahan pertanian milik penduduk. Macam – macam sayuran yang ditanam ada tomat, kubis, sawi putih, kentang, dll. Aku kagum sekali melihat hamparan berhektar-hektar kebun sayuran di sini yang sebelumnya hanya ku lihat lewat tv atau internet saja.  Inilah salah satu dari ratusan keindahan di Dataran Tinggi Dieng.

Setelah cukup jauh berjalan melewati kebun-kebun sayuran, tibalah kami di daerah yang banyak pepohonan. Pohon-pohon disini kecil-kecil hanya beberapa saja yang besar. Jalurnya licin dan terjal. Tak jarang kami harus merangkak dan terpeleset saat berjalan. Di tambah jarak antar pohon yang cukup jauh, menyulitkan kami untuk mencari pegangan agar tidak jatuh terpleset. Terpaksa kami harus berpegangan pada batu atau gundukan tanah. Alhasil tangan menjadi blepotan tanah dan kuku2 menghitam.

Ada kejadian yang entah aku harus bersedih atau tertawa. Sampai sekarang pun aku masih sulit untuk mempercayainya. Ini bisa juga disebut sebagai tragedi. Ya tragedi Bani minum spirtus.

Seorang mahasiswa kampus swasta di Semarang berinisial B telah meminum spirtus saat mendaki Gunung Prau. Diduga pelaku mengira air yang diminumnya adalah air mineral biasa. Setelah menyadari bahwa air tersebut terasa panas di mulut, pelaku langsung menghentikan aksinya. Terdakwa berinisial P mengaku tidak sengaja mengambil botol air mineral yang salah kepada pelaku. Untungnya tidak terjadi apa2 pada B. Hanya terasa pusing saja ujarnya. Sekian berita terkini yang saya laporkan langsung dari Gunung Prau. Saya Isna Pertiwi selamat sore.

Mungkin begitu kiranya jika ada wartawan yang tak sengaja lewat di situ. Untung saja Bani tetep sehat bisa jalan. Pras yang tidak sengaja melakukannya langsung jadi bahan bulyan teman-teman. Hahahaha. Lain kali botolnya harus ditulis pake spidol permanen biar gag ketuker.

Kami mulai mendaki sekitar pukul setengah empat. Jam setengah 6,  tanda2 puncak sudah dekat belum juga terlihat. Batu2 besar dan tak adanya pepohonan biasanya menandakan bahwa puncak tak jauh lagi. Padahal hari sudah mulai gelap dan adzan maghrib sebentar lagi akan berkumandang.
sore di Gunung Prau


Hari sudah benar-benar gelap. Matahari sudah kembali keperaduannya diganti dengan jutaan bintang-bintang. Meski banyak namun cahayanya tak mampu menyinari perjalanan kami.

“Senter mana senter”. Sekarang senter yang menjadi penerangan andalan. Karena tidak semuanya membawa senter, aku meminjamkan senterku ke teman yang jalan paling depan. Alhasil aku banyak kesandung dan utung saja tidak sampai jatuh.

Jam 7 kami tiba di puncak. Temanku yang jalan paling depan berteriak kegirangan ketika melihat tenda-tenda yang berdiri.”Hayyyy puncak-puncak cepet cepet sini. Liat tu ada tenda-tenda”... Semua senang. Akhirnya setelah perjalanan selama 3 setengah jam kami tiba di tujuan.


3 tenda kami dirikan. 2 tenda cewek dan 1 tenda besar untuk cowok. Makan malam kami kali ini cukup dengan mie instan dan energen. Semua kenyang, semua senang.

Brrrrrrr.....malam itu adalah malam paling dingin seumur hidupku. Kaos panjang, jaket 2 lapis, kaos kaki, celana training panjang, rok panjang, kaos kaki, kerudung panjang, dan selimut, semua aku kenakan masih saja terasa sangat dingin. Hanya sesekali angin menggoyangkan tenda tapi terasa sangat dingin. Hanya ada 1 kata untuk mendeskripsikan malam itu yaitu DINGINNNNNNNNN. Aku ingin pagi cepat datang.

Pemandangan matahari terbit menjadi buruan kami pagi itu. Namun sayangnya kabut tebal tak mau mengalah pada kami. Hanya sesekali saja kabut pergi. Pada saat kabut menipis, aku tak sia-siakan kesempatan ini untuk berfoto berlatar pemandangan gunung Sindoro dan Sumbing serta langit yang berwarna orange.

Aku takjub pada tempat ini. Bukit teletubies yang menjadi bayanganku sedari kemarin, sekarang aku berdiri diantaranya. Tempat nyata dan seindah yang aku lihat di internet. Bunga-bunga kecil menyelimuti dan menambah keindahannya. Dan tentu saja film teletubies tidak mengambil latar di sini hahaha itu cuma khayalanku saja. Pantas saja jika gunung ini mendapat julukan Gunung seribu bukit.                              

                                
Aku tidak menyesal pergi ke tempat ini. Walaupun jalannya licin dan terjal serta sehingga aku sering terjatuh. Perjalanan ini mengajariku banyak hal tentang mensyukuri nikmat, mengagumi keagungan ciptaan Allah, dan mengetahui kekayaan dan keindahan alam Indonesia. Jujur setelah perjalanan ini aku semakin yakin untuk tetap tinggal di Indonesia. Beberapa waktu yang lalu aku sempat berniat untuk pergi belajar ke luar negeri. Namun, setelah semakin dalam mengenal Indonesia, aku semakin niat itu aku ikhlaskan.


Bersambung ke petualangan selanjutnya...

subuh di puncak Gunung Prau

ini kami rakyat E2

pemandangan Gunung Sindoro dan Sumbing di Gunung Prau

bukit teletubies

hamparan bunga-bunga di bukit teletubies

99 Hari di Prancis (menguak kebenaran Asmaul Husna)


Judul               : 99 Hari di Prancis
Penulis             :Wiwid Prasetiyo
Penerbit           :Sabil
Tahun              : 2012
Tebal               : 482

cover novel 99 Hari di Prancis


Pertama kali melihat novel ini di sebuah pameran buku, aku sama sekali tidak tertarik. Itu karena aku berfikir bahwa novel ini hanya aji mumpung dengan memanfaatkan ketenaran novel lain yang berjudul” 99 Cahaya di Langit Eropa”. Pada saat itu novel “99 Cahaya di Langit Eropa” sedang booming dibicarakan dimana-mana, tak terkecuali di kampusku. “99 Hari di Prancis” dan “99 Cahaya di Langit Eropa” memang memiliki judul yang hampir sama. Kemiripin judul ini membuat ku memandang” 99 Hari di Prancis” dengan sebelah mata.

Don’t judge a book by its cover. Pepatah ini memang benar. Aku telah salah menilai novel ini. Novel ini bukan novel aji mumpung. Novel ini bukanlah novel picisan.

Inilah sebuah novel yang menggugah jiwa tentang perjuangan heroik seorang gadis yang memperbaiki nasibnya di negeri Prancis. Setiap ujian dan peristiwa yang ia alami telah membuka mata hatinya tentang hikmah 99 sifat Allah (Asmaul Husna).

“99 Hari di Prancis” berkisah tentang perjuangan hidup seorang gadis lugu Indonesia bernama Maria di Prancis. Pertama kali tiba di Prancis dia bekerja pada seorang bandar narkoba bernama Salomon sebagai kurir.  Maria tidak pernah tau apa isi box yg ia antar. Lama-kelamaan Maria curiga karena salah satu penerima barang tersebut akhirnya meninggal ditembak oleh orang misterius. Selama di Prancis ia tinggal di sebuah flat pelacuran milik Salomon. Walaupun tinggal disitu, tapi Maria tidak pernah melakukan pekerjaan hina tersebut. Sejak pertama kali tiba di Prancis, ia selalu ditemani oleh seorang lelaki asisten Salomon bernama Robert. Hari demi hari bersama cinta pun tumbuh.

Berkat informasi dari seorang wartawan muslim, Maria akhirnya mengerti bahwa box yang selama ini ia antar berisi narkoba. Ia tak ingin lagi bekerja seperti ini. Walaupun pekerjaannya mudah dan bergaji besar. Ia merasa berdosa.

Dengan seorang teman bernama Maizumi, Maria memutuskan untuk kabur dari flat. Dan petualangan Maria di negeri Prancis pun dimulai. Menjadi gelandangan, tukang cuci piring, menjuarai kontes memasak,menjadi  koki restoran, difitnah mencuri, kehilangan pekerjaan, bekerja di panti asuhan, menjadi kader partai, masuk penjara, dan beragam petualangan Maria yang lain.

Yang saya sukai dalam novel ini adalah setiap kejadian yang dialami oleh sang tokoh selalu terdapat moral value yang dijelaskan secara eksplisit sehingga pembaca mudah memahaminya. Setiap peristiwa yang alami tokoh utama mengungkapkan makna dari 99 Asmaul Husna. Konflik yang kuat dan alur cerita yang menegangkan juga merupakan ciri khas novel ini. Tokoh- tokoh yang berperan pun tidak terlalu banyak sehingga tidak terlalu memusingkan.


Selamat Membaca !

Sabtu, 02 Agustus 2014

Family Time

Hari ini aku tidak berencana untuk pergi kemana pun. Menghabiskan waktu dengan menonton tv, mengecheck status teman2 di sosmed, dan menulis lebih aku sukai daripada pergi keluar rumah. Alasanya simple, aku malas mandi dan dandan. Ya inilah aku.

“mau ikut gag ke salatiga?” tanya ibuku

“ngapain ?” sambil memencet tombol
chanel di remote tv

“nganter ibuk ngambil obat”

“gag mau” dengan nada malas

“Rizalllllllllllll cepet mandi ikut bude jalan-jalan ke Salatiga” teriak ibukku di teras rumah memanggil adik sepupuku yang berusia 7 tahun.

“tungguuu aku mau mandi dulu ya bude” sahut adikku

“rizal ikut buk?”

“iya. Sono cepet mandi. Biasanya kamu lama mandi sama dandannya”

Aku berubah pikiran. Aku pikir jalan-jalan berdua dengan ibukku saja akan membosankan. Kalau Rizal adikku ikut pasti akan seru.

Aku bergegas menyiapkan baju yang akan ku pakai: kaos garis-garis warna kuning abu2, rok jeans biru muda, jilbab pasmina motif wajik warna-warni. Sebernarnya gag maching sih antara jibab sama kaosku. Tapi tak apalah aku lagi seneng pake jilbab ini. Masih baru gitu lohhhh hehe.

Setelah mandi bersih, saatnya dandan cantik. Pembersih, penyegar, pelembab, bedak padat sudah teroles mulus di wajahku. Jilbab pasmina motif wajik ku pakai dengan model sederhana diputar dari ujung ke ujung. Cukup dengan 2 peniti saja. Sandal croc bahan plastik warna active green memang tidak matching dengan busanaku tapi berhubung itu adalah sandalku satu-satunya dirumah jadi kemana pun aku pergi sandal itu selalu ku pakai.

Rizal sudah siap sedari tadi. Sambil menunggu semua siap dia menonton acara tv kesayangannya: upin dan ipin. Dengan kaos putih panjang dan celana jeans army warna hijau dia kelihatan tampan sekali.

Ternyata Naswa, adik sepupuku dan adik kandung Rizal, juga ingin ikut. Dia iri kakaknya akan pergi jalan2 dan tidak menemaninya bermain di rumah untuk hari ini. Aku senang dia ikut. Walaupun aku tau pasti akan repot mengurus 2 anak sekaligus.

Seperti biasa aku selalu menjahilinya. Sambil menunggu ibuk selesai berdandan dan mobil dipanaskan aku menggodanya di teras rumah.

“Haiyoooo nanti Naswa ditinggal. Gag jadi di ajak jalan2” aku pegang kedua tangannya dan aku ayunkan kanan kiri sambil duduk di kursi teras.

“Halahhhhhh ikutttt” dengan nada bicara naik turun khas anak kecil.

“Ngak boleh ikut. Naswa gendut nanti mobilnya gag cukup”

“Halahhhhhh ikutttt” tangan kanannya mencubit pahaku.

“Ngak boleh ikut. Naswa gendut. Naswa gendut”

Kali ini dia tak menjawab. Hanya saja wajahnya menunduk dan kedua tangannya memukul2 pahaku. Kemudian dia menangis keras sekali hingga ibunya mendengar. Seperti biasa akhirnya aku kena omelan.

Semua sudah siap berangkat. Naswa hampir saja tidak jadi ikut karena aku hahaha. Aku memang kakak sepupu yang jahil.

Selama perjalanan aku menghibur Naswa dengan menyanyikan sebuah lagu. Sebuah lagu anak2 yang aku gubah liriknya.

Pada hari Jum’at ku turut budhe ke kota
Naik mobil istimewa ku duduk di tengah
Di blakang pak sopir yang sedang bekerja
Mengendarai mobil supaya baik jalannya

Ibu sudah lama sakit pencernaan. Sudah berbagai macam pengobatan dijalaninya. Mulai dari dokter spesialis, opname di rumah sakit, pijat sumpit, hingga ramuan obat cina. Dan yang terakhir ini beliau berobat ke seorang anak indigo dengan ramuan obat parutan jahe untuk dioles keseluruh badan sebelum tidur, ramuan jamu diminum setiap hari, dan air khusus. Aku tidak tau air itu air apa. Jika dilihat memang seperti air biasa, jernih dan tidak berbau.

Seperti yang ibu janjikan, setelah mengambil obat kami pergi jalan2 menikmati sisa2 hari libur lebaran di alun2 kota Salatiga atau biasa juga disebut lapangan Pancasila.

Lapangan Pancasila merupakan pusatdari Kota Salatiga. Di sebelah timur terdapat Kantor Pemkot Kota Salatiga dan Kantor DPRD Kota Salatiga. Di sebelah barat terdapat masjid besar dan kampus STAIN.Kantor samsat dan Polres di sebelah selatan dan utara lapangan. Di bagian timur lapangan ada 3 patung pahlawan nasional yang berasal dari Salatiga. Ketiganya adalah Brigjen Sudiarto, Laksamana Madya Yosaphat Soedarso, dan Marsekal Muda Agustinus.

Bila berkunjung ke Salatiga tak lengkap rasanya bila tak mampir ke tempat yang satu ini. Lapangan Pancasila tak pernah sepi pengunjung dari pagi hingga malam hari. Setiap pagi tempat ini berfungsi sebagai jogging area. Di sana juga terdapat berbagai macam warung tenda yang menjual berbagai macam makanan. Ada bakso, mie ayam, gado-gado, nasi pecel, batagor, es buah, dll. Yang paling terkenal dan banyak diminati adalah batagor dan es buah. Di sana terdapat mobil atv, skuter teletubies, dan mobil-mobilan yang disewakan. Harganya cukup terjangkau. Dengan uang 10000 bisa menyewa mobil-mobilan untuk satu kali putaran dan mobil ini bisa diisi hingga 6 org. Untuk menyewa mobil atv cukup membayar 5000 saja untuk 2 kali putaran. Murah sekali bukan.

Rizal dan Naswa ingin naik mobil atv. Ku keluarkan lembar 5000an dari dompet. Mereka kelihatan tidak sabar ingin segera menaikinya. Setelah mengantri beberapa menit akhirnya tiba juga giliran mereka. Mobil atv warna hijau army siap dikendarai. Sebenarnya mobil ini bisa dinaiki 2 orang sekaligus. Namun untuk keamanan ibukku meminta Rizal menaikinya sendiri di putaran pertama lalu giliran Naswa untuk putaran kedua. Mereka terlihat bahagia sekali.

Kota Salatiga adalah kota yang indah. Umumnya kota identik dengan sampah, macet, dan panas. Namun Salatiga lain. Kota ini sejuk, tidak macet, tidak ada sampah, dan banyak akses transportasi umum. Di sisi-sisi jalan raya terdapat trotoar yang luas untuk pejalan kaki. Salatiga merupakan kota kecil yang damai.