Pages

Selasa, 05 Agustus 2014

99 Hari di Prancis (menguak kebenaran Asmaul Husna)


Judul               : 99 Hari di Prancis
Penulis             :Wiwid Prasetiyo
Penerbit           :Sabil
Tahun              : 2012
Tebal               : 482

cover novel 99 Hari di Prancis


Pertama kali melihat novel ini di sebuah pameran buku, aku sama sekali tidak tertarik. Itu karena aku berfikir bahwa novel ini hanya aji mumpung dengan memanfaatkan ketenaran novel lain yang berjudul” 99 Cahaya di Langit Eropa”. Pada saat itu novel “99 Cahaya di Langit Eropa” sedang booming dibicarakan dimana-mana, tak terkecuali di kampusku. “99 Hari di Prancis” dan “99 Cahaya di Langit Eropa” memang memiliki judul yang hampir sama. Kemiripin judul ini membuat ku memandang” 99 Hari di Prancis” dengan sebelah mata.

Don’t judge a book by its cover. Pepatah ini memang benar. Aku telah salah menilai novel ini. Novel ini bukan novel aji mumpung. Novel ini bukanlah novel picisan.

Inilah sebuah novel yang menggugah jiwa tentang perjuangan heroik seorang gadis yang memperbaiki nasibnya di negeri Prancis. Setiap ujian dan peristiwa yang ia alami telah membuka mata hatinya tentang hikmah 99 sifat Allah (Asmaul Husna).

“99 Hari di Prancis” berkisah tentang perjuangan hidup seorang gadis lugu Indonesia bernama Maria di Prancis. Pertama kali tiba di Prancis dia bekerja pada seorang bandar narkoba bernama Salomon sebagai kurir.  Maria tidak pernah tau apa isi box yg ia antar. Lama-kelamaan Maria curiga karena salah satu penerima barang tersebut akhirnya meninggal ditembak oleh orang misterius. Selama di Prancis ia tinggal di sebuah flat pelacuran milik Salomon. Walaupun tinggal disitu, tapi Maria tidak pernah melakukan pekerjaan hina tersebut. Sejak pertama kali tiba di Prancis, ia selalu ditemani oleh seorang lelaki asisten Salomon bernama Robert. Hari demi hari bersama cinta pun tumbuh.

Berkat informasi dari seorang wartawan muslim, Maria akhirnya mengerti bahwa box yang selama ini ia antar berisi narkoba. Ia tak ingin lagi bekerja seperti ini. Walaupun pekerjaannya mudah dan bergaji besar. Ia merasa berdosa.

Dengan seorang teman bernama Maizumi, Maria memutuskan untuk kabur dari flat. Dan petualangan Maria di negeri Prancis pun dimulai. Menjadi gelandangan, tukang cuci piring, menjuarai kontes memasak,menjadi  koki restoran, difitnah mencuri, kehilangan pekerjaan, bekerja di panti asuhan, menjadi kader partai, masuk penjara, dan beragam petualangan Maria yang lain.

Yang saya sukai dalam novel ini adalah setiap kejadian yang dialami oleh sang tokoh selalu terdapat moral value yang dijelaskan secara eksplisit sehingga pembaca mudah memahaminya. Setiap peristiwa yang alami tokoh utama mengungkapkan makna dari 99 Asmaul Husna. Konflik yang kuat dan alur cerita yang menegangkan juga merupakan ciri khas novel ini. Tokoh- tokoh yang berperan pun tidak terlalu banyak sehingga tidak terlalu memusingkan.


Selamat Membaca !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar