Pages

Senin, 02 Februari 2015

Si Cantik dan Nenek Tua

Di sebuah desa kecil yang jauh dari kota hiduplah seorang gadis cantik. Ia tinggal bersama Sang Nenek yang sudah tua renta di dalam sebuah rumah gubuk sederhana. Setiap hari Sang Nenek bekerja di sawah dan kebun. Si cantik sering marah karena Sang Nenek tidak memiliki cukup uang untuk memehuni semua permintaannya.

Pada suatu hari Sang Nenek jatuh sakit karena kelelahan bekerja. Si cantik meminta Sang Nenek untuk membelikannya baju baru karena besuk adalah hari ulang tahunnya.

“Nek, aku mau baju baru untuk hadiah ulang tahunku besuk” pinta Si cantik.

“Nenek tidak punya uang Nduk. Uang Nenek sudah habis untuk membeli obat” kata Sang Nenek.

“Aku mau baju baru !!!”. Si cantik pergi meninggalkan Sang Nenek karena marah permintaannya tidak dituruti.

Sebagai permintaan maaf karena sudah mengecewakan Si cantik Sang Nenek memberikan satu-satunya harta berharga yang masih tersisa dirumahnya, yaitu selembar kain batik yang kusam.

“Nduk ini nenek berikan harta nenek satu-satunya kepadamu”.

“Kain batik kusam ini untuk apa Nenek berikan padaku. Aku tidak mau memakainya”.

“Ini barang yang sangat berharga. Kelak kamu akan menyesal telah menolak kain ini”. Sang Nenek berkata sambil meneteskan air mata. Sang Nenek sangat sedih mendengar kata-kata kasar cucunya.

Karena sakit yang tak sembuh-sembuh Sang Nenek akhirnya meninggal.

Semenjak neneknya meninggal Si cantik kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Terkadang para tetangga memberinya makanan dan pakaian. Namun, lama kelamaan para tetangga enggan untuk memberi lagi karena kesombongannya.

Hidup dengan kesusahan dan kemiskinan membuat ia termenung. “ Aku sudah tidak kuat hidup seperti ini. Aku harus mencari cara” katanya. Tiba-tiba ia berpikir tentang kain batik pemberian Sang Nenek. Ia ingin menjualnya. Namun, kain itu telah terkubur bersama Sang Nenek. Dan mungkin kain itu sekarang sudah hancur melebur menjadi tanah. Ia tak mungkin mendapatkannya.

Suatu hari ia pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Di alun-alun kota terdapat orang-orang yang sedang berkumpul. Ia penasaran ada apa sebenarnya. Seorang prajurit kerajaan sedang mengumumkan tentang barang kerajaan yang hilang. Barang tersebut adalah kain batik peninggalan raja pertama. Melihat gambar batik yang hilang ,ia menyadari bahwa kain batik tersebut adalah kain batik milik Sang Nenek. Kerajaan akan menghadiahkan sejumlah uang dan emas bagi siapa yang dapat menemukan.

Si cantik menyesal mengapa ia tidak mempercayai Sang Nenek. Bila saja ia mau menerima kain batik itu hidupnya pasti tak seperti ini. Ia sangat sedih dan berdosa kepada Sang Nenek. Semenjak hari itu Si cantik yang sombong dan pemalas berubah menjadi Si cantik yang rajin bekerja dan selalu menghormati orang tua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar