Pages

Minggu, 16 Maret 2014

Problematika Matematika

Matematika adalah pelajaran yang paling sulit menurut sebagian besar orang. Rumus-rumus, angka, dan konsep adalah ciri khas mata pelajaran ini. Jika tidak mengikuti pelajaran dari awal maka kita tidak akan bisa mengerjakan bagian selanjutnya. Jika sudah begini biasanya rasa malas akan merasuki diri kita. Tingkat selanjutnya adalah kita akan membenci matematika. Bahkan mungkin juga membenci guru matematika.

Matematika merupakan momok yang menakutkan bagi siswa di sekolah. Apalagi jika ulangan atau ujian semester, kebanyakan soal tidak dapat terselesaikan. Matematika juga merupakan mata pelajaran UN yang membuat sebagian siswa tidak lulus. Matematika menambah beban anak sekolah yang sudah berat menjadi lebih berat lagi.

Saya setuju apabila matematika dijadikan mata pelajaran tidak wajib di SMA karena saya sendiri tidak terlalu merasakan manfaat dari mempelajari matematika setelah lulus SMA. Setelah lulus SMA sebagian siswa ada yang bekerja dan ada yang melanjutkan kuliah. Memang matematika berguna bagi mereka yang akan melanjutkan studi di jurusan akuntansi, teknik sipil, dan arsitektur. Namum, bagaimana dengan mereka yang bekerja atau yang melanjutkan studi di jurusan yang tidak membutuhkan matematika? Belajar matematika akan membuang-buang waktu saja dan membuat pikiran tertekan.

Nilai matematika menjadi indikator anak dikatakan pintar. Manusia dilahirkan dengan kecerdasan yang berbeda-beda. Tidak semua anak memiliki kecerdasan matematika. Ada anak yang berbakat di seni. Ada anak yang berbakat di olahraga. Ada anak yang berbakat di bidang bahasa. Itu sangat tidak adil untuk  menggunakan indikator nilai matematika untuk memberi predikat pintar. Semua orang itu pandai di bidangnya masing-masing.

Saya berargumen seperti ini bukan berarti saya tidak menyukai matematika dan menganggap matematika adalah mata pelajaran yang tidak berguna. Matematika mengajarkan anak tentang detail, ketekukan, dan kemampuan memecahkan masalah. Menurut saya belajar matematika di tingkat SD dan SMP saja sudah cukup untuk bekal masa depan anak.

Mathematic club adalah ekstrakulikuler untuk mengembangkan bakat anak di bidang matematika. Jadi, bagi siswa yang ingin masuk di perguruan tinggi dengan jurusan akuntansi, teknik sipil, atau arsitektur bisa mengasah kemampuan berhitungnya di club ini. Club ini merupakan pengganti mata pelajaran matematika yang dihapuskan sehingga anak yang kurang berbakat di matematika tidak merasa terpaksa belajar matematika.

Dengan adanya mathematic club satu beban siswa terkurangi. Siswa lebih memiliki banyak waktu untuk mengembangkan bakat atau menekuni hobi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar