Hari ini aku tidak berencana untuk pergi kemana pun. Menghabiskan waktu dengan menonton tv, mengecheck status teman2 di sosmed, dan menulis lebih aku sukai daripada pergi keluar rumah. Alasanya simple, aku malas mandi dan dandan. Ya inilah aku.
“mau ikut gag ke salatiga?” tanya ibuku
“ngapain ?” sambil memencet tombol
chanel di remote tv
“nganter ibuk ngambil obat”
“gag mau” dengan nada malas
“Rizalllllllllllll cepet mandi ikut bude jalan-jalan ke Salatiga” teriak ibukku di teras rumah memanggil adik sepupuku yang berusia 7 tahun.
“tungguuu aku mau mandi dulu ya bude” sahut adikku
“rizal ikut buk?”
“iya. Sono cepet mandi. Biasanya kamu lama mandi sama dandannya”
Aku berubah pikiran. Aku pikir jalan-jalan berdua dengan ibukku saja akan membosankan. Kalau Rizal adikku ikut pasti akan seru.
Aku bergegas menyiapkan baju yang akan ku pakai: kaos garis-garis warna kuning abu2, rok jeans biru muda, jilbab pasmina motif wajik warna-warni. Sebernarnya gag maching sih antara jibab sama kaosku. Tapi tak apalah aku lagi seneng pake jilbab ini. Masih baru gitu lohhhh hehe.
Setelah mandi bersih, saatnya dandan cantik. Pembersih, penyegar, pelembab, bedak padat sudah teroles mulus di wajahku. Jilbab pasmina motif wajik ku pakai dengan model sederhana diputar dari ujung ke ujung. Cukup dengan 2 peniti saja. Sandal croc bahan plastik warna active green memang tidak matching dengan busanaku tapi berhubung itu adalah sandalku satu-satunya dirumah jadi kemana pun aku pergi sandal itu selalu ku pakai.
Rizal sudah siap sedari tadi. Sambil menunggu semua siap dia menonton acara tv kesayangannya: upin dan ipin. Dengan kaos putih panjang dan celana jeans army warna hijau dia kelihatan tampan sekali.
Ternyata Naswa, adik sepupuku dan adik kandung Rizal, juga ingin ikut. Dia iri kakaknya akan pergi jalan2 dan tidak menemaninya bermain di rumah untuk hari ini. Aku senang dia ikut. Walaupun aku tau pasti akan repot mengurus 2 anak sekaligus.
Seperti biasa aku selalu menjahilinya. Sambil menunggu ibuk selesai berdandan dan mobil dipanaskan aku menggodanya di teras rumah.
“Haiyoooo nanti Naswa ditinggal. Gag jadi di ajak jalan2” aku pegang kedua tangannya dan aku ayunkan kanan kiri sambil duduk di kursi teras.
“Halahhhhhh ikutttt” dengan nada bicara naik turun khas anak kecil.
“Ngak boleh ikut. Naswa gendut nanti mobilnya gag cukup”
“Halahhhhhh ikutttt” tangan kanannya mencubit pahaku.
“Ngak boleh ikut. Naswa gendut. Naswa gendut”
Kali ini dia tak menjawab. Hanya saja wajahnya menunduk dan kedua tangannya memukul2 pahaku. Kemudian dia menangis keras sekali hingga ibunya mendengar. Seperti biasa akhirnya aku kena omelan.
Semua sudah siap berangkat. Naswa hampir saja tidak jadi ikut karena aku hahaha. Aku memang kakak sepupu yang jahil.
Selama perjalanan aku menghibur Naswa dengan menyanyikan sebuah lagu. Sebuah lagu anak2 yang aku gubah liriknya.
Pada hari Jum’at ku turut budhe ke kota
Naik mobil istimewa ku duduk di tengah
Di blakang pak sopir yang sedang bekerja
Mengendarai mobil supaya baik jalannya
Ibu sudah lama sakit pencernaan. Sudah berbagai macam pengobatan dijalaninya. Mulai dari dokter spesialis, opname di rumah sakit, pijat sumpit, hingga ramuan obat cina. Dan yang terakhir ini beliau berobat ke seorang anak indigo dengan ramuan obat parutan jahe untuk dioles keseluruh badan sebelum tidur, ramuan jamu diminum setiap hari, dan air khusus. Aku tidak tau air itu air apa. Jika dilihat memang seperti air biasa, jernih dan tidak berbau.
Seperti yang ibu janjikan, setelah mengambil obat kami pergi jalan2 menikmati sisa2 hari libur lebaran di alun2 kota Salatiga atau biasa juga disebut lapangan Pancasila.
Lapangan Pancasila merupakan pusatdari Kota Salatiga. Di sebelah timur terdapat Kantor Pemkot Kota Salatiga dan Kantor DPRD Kota Salatiga. Di sebelah barat terdapat masjid besar dan kampus STAIN.Kantor samsat dan Polres di sebelah selatan dan utara lapangan. Di bagian timur lapangan ada 3 patung pahlawan nasional yang berasal dari Salatiga. Ketiganya adalah Brigjen Sudiarto, Laksamana Madya Yosaphat Soedarso, dan Marsekal Muda Agustinus.
Bila berkunjung ke Salatiga tak lengkap rasanya bila tak mampir ke tempat yang satu ini. Lapangan Pancasila tak pernah sepi pengunjung dari pagi hingga malam hari. Setiap pagi tempat ini berfungsi sebagai jogging area. Di sana juga terdapat berbagai macam warung tenda yang menjual berbagai macam makanan. Ada bakso, mie ayam, gado-gado, nasi pecel, batagor, es buah, dll. Yang paling terkenal dan banyak diminati adalah batagor dan es buah. Di sana terdapat mobil atv, skuter teletubies, dan mobil-mobilan yang disewakan. Harganya cukup terjangkau. Dengan uang 10000 bisa menyewa mobil-mobilan untuk satu kali putaran dan mobil ini bisa diisi hingga 6 org. Untuk menyewa mobil atv cukup membayar 5000 saja untuk 2 kali putaran. Murah sekali bukan.
Rizal dan Naswa ingin naik mobil atv. Ku keluarkan lembar 5000an dari dompet. Mereka kelihatan tidak sabar ingin segera menaikinya. Setelah mengantri beberapa menit akhirnya tiba juga giliran mereka. Mobil atv warna hijau army siap dikendarai. Sebenarnya mobil ini bisa dinaiki 2 orang sekaligus. Namun untuk keamanan ibukku meminta Rizal menaikinya sendiri di putaran pertama lalu giliran Naswa untuk putaran kedua. Mereka terlihat bahagia sekali.
Kota Salatiga adalah kota yang indah. Umumnya kota identik dengan sampah, macet, dan panas. Namun Salatiga lain. Kota ini sejuk, tidak macet, tidak ada sampah, dan banyak akses transportasi umum. Di sisi-sisi jalan raya terdapat trotoar yang luas untuk pejalan kaki. Salatiga merupakan kota kecil yang damai.
“mau ikut gag ke salatiga?” tanya ibuku
“ngapain ?” sambil memencet tombol
chanel di remote tv
“nganter ibuk ngambil obat”
“gag mau” dengan nada malas
“Rizalllllllllllll cepet mandi ikut bude jalan-jalan ke Salatiga” teriak ibukku di teras rumah memanggil adik sepupuku yang berusia 7 tahun.
“tungguuu aku mau mandi dulu ya bude” sahut adikku
“rizal ikut buk?”
“iya. Sono cepet mandi. Biasanya kamu lama mandi sama dandannya”
Aku berubah pikiran. Aku pikir jalan-jalan berdua dengan ibukku saja akan membosankan. Kalau Rizal adikku ikut pasti akan seru.
Aku bergegas menyiapkan baju yang akan ku pakai: kaos garis-garis warna kuning abu2, rok jeans biru muda, jilbab pasmina motif wajik warna-warni. Sebernarnya gag maching sih antara jibab sama kaosku. Tapi tak apalah aku lagi seneng pake jilbab ini. Masih baru gitu lohhhh hehe.
Setelah mandi bersih, saatnya dandan cantik. Pembersih, penyegar, pelembab, bedak padat sudah teroles mulus di wajahku. Jilbab pasmina motif wajik ku pakai dengan model sederhana diputar dari ujung ke ujung. Cukup dengan 2 peniti saja. Sandal croc bahan plastik warna active green memang tidak matching dengan busanaku tapi berhubung itu adalah sandalku satu-satunya dirumah jadi kemana pun aku pergi sandal itu selalu ku pakai.
Rizal sudah siap sedari tadi. Sambil menunggu semua siap dia menonton acara tv kesayangannya: upin dan ipin. Dengan kaos putih panjang dan celana jeans army warna hijau dia kelihatan tampan sekali.
Ternyata Naswa, adik sepupuku dan adik kandung Rizal, juga ingin ikut. Dia iri kakaknya akan pergi jalan2 dan tidak menemaninya bermain di rumah untuk hari ini. Aku senang dia ikut. Walaupun aku tau pasti akan repot mengurus 2 anak sekaligus.
Seperti biasa aku selalu menjahilinya. Sambil menunggu ibuk selesai berdandan dan mobil dipanaskan aku menggodanya di teras rumah.
“Haiyoooo nanti Naswa ditinggal. Gag jadi di ajak jalan2” aku pegang kedua tangannya dan aku ayunkan kanan kiri sambil duduk di kursi teras.
“Halahhhhhh ikutttt” dengan nada bicara naik turun khas anak kecil.
“Ngak boleh ikut. Naswa gendut nanti mobilnya gag cukup”
“Halahhhhhh ikutttt” tangan kanannya mencubit pahaku.
“Ngak boleh ikut. Naswa gendut. Naswa gendut”
Kali ini dia tak menjawab. Hanya saja wajahnya menunduk dan kedua tangannya memukul2 pahaku. Kemudian dia menangis keras sekali hingga ibunya mendengar. Seperti biasa akhirnya aku kena omelan.
Semua sudah siap berangkat. Naswa hampir saja tidak jadi ikut karena aku hahaha. Aku memang kakak sepupu yang jahil.
Selama perjalanan aku menghibur Naswa dengan menyanyikan sebuah lagu. Sebuah lagu anak2 yang aku gubah liriknya.
Pada hari Jum’at ku turut budhe ke kota
Naik mobil istimewa ku duduk di tengah
Di blakang pak sopir yang sedang bekerja
Mengendarai mobil supaya baik jalannya
Ibu sudah lama sakit pencernaan. Sudah berbagai macam pengobatan dijalaninya. Mulai dari dokter spesialis, opname di rumah sakit, pijat sumpit, hingga ramuan obat cina. Dan yang terakhir ini beliau berobat ke seorang anak indigo dengan ramuan obat parutan jahe untuk dioles keseluruh badan sebelum tidur, ramuan jamu diminum setiap hari, dan air khusus. Aku tidak tau air itu air apa. Jika dilihat memang seperti air biasa, jernih dan tidak berbau.
Seperti yang ibu janjikan, setelah mengambil obat kami pergi jalan2 menikmati sisa2 hari libur lebaran di alun2 kota Salatiga atau biasa juga disebut lapangan Pancasila.
Lapangan Pancasila merupakan pusatdari Kota Salatiga. Di sebelah timur terdapat Kantor Pemkot Kota Salatiga dan Kantor DPRD Kota Salatiga. Di sebelah barat terdapat masjid besar dan kampus STAIN.Kantor samsat dan Polres di sebelah selatan dan utara lapangan. Di bagian timur lapangan ada 3 patung pahlawan nasional yang berasal dari Salatiga. Ketiganya adalah Brigjen Sudiarto, Laksamana Madya Yosaphat Soedarso, dan Marsekal Muda Agustinus.
Bila berkunjung ke Salatiga tak lengkap rasanya bila tak mampir ke tempat yang satu ini. Lapangan Pancasila tak pernah sepi pengunjung dari pagi hingga malam hari. Setiap pagi tempat ini berfungsi sebagai jogging area. Di sana juga terdapat berbagai macam warung tenda yang menjual berbagai macam makanan. Ada bakso, mie ayam, gado-gado, nasi pecel, batagor, es buah, dll. Yang paling terkenal dan banyak diminati adalah batagor dan es buah. Di sana terdapat mobil atv, skuter teletubies, dan mobil-mobilan yang disewakan. Harganya cukup terjangkau. Dengan uang 10000 bisa menyewa mobil-mobilan untuk satu kali putaran dan mobil ini bisa diisi hingga 6 org. Untuk menyewa mobil atv cukup membayar 5000 saja untuk 2 kali putaran. Murah sekali bukan.
Rizal dan Naswa ingin naik mobil atv. Ku keluarkan lembar 5000an dari dompet. Mereka kelihatan tidak sabar ingin segera menaikinya. Setelah mengantri beberapa menit akhirnya tiba juga giliran mereka. Mobil atv warna hijau army siap dikendarai. Sebenarnya mobil ini bisa dinaiki 2 orang sekaligus. Namun untuk keamanan ibukku meminta Rizal menaikinya sendiri di putaran pertama lalu giliran Naswa untuk putaran kedua. Mereka terlihat bahagia sekali.
Kota Salatiga adalah kota yang indah. Umumnya kota identik dengan sampah, macet, dan panas. Namun Salatiga lain. Kota ini sejuk, tidak macet, tidak ada sampah, dan banyak akses transportasi umum. Di sisi-sisi jalan raya terdapat trotoar yang luas untuk pejalan kaki. Salatiga merupakan kota kecil yang damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar