Judul : 99 Hari di Prancis
Penulis :Wiwid Prasetiyo
Penerbit :Sabil
Tahun : 2012
Tebal : 482
cover novel 99 Hari di Prancis |
Pertama kali melihat
novel ini di sebuah pameran buku, aku sama sekali tidak tertarik. Itu karena
aku berfikir bahwa novel ini hanya aji mumpung dengan memanfaatkan ketenaran
novel lain yang berjudul” 99 Cahaya di Langit Eropa”. Pada saat itu novel “99
Cahaya di Langit Eropa” sedang booming dibicarakan dimana-mana, tak terkecuali
di kampusku. “99 Hari di Prancis” dan “99 Cahaya di Langit Eropa” memang
memiliki judul yang hampir sama. Kemiripin judul ini membuat ku memandang” 99
Hari di Prancis” dengan sebelah mata.
Don’t
judge a book by its cover. Pepatah ini memang benar. Aku telah
salah menilai novel ini. Novel ini bukan novel aji mumpung. Novel ini bukanlah
novel picisan.
Inilah sebuah novel
yang menggugah jiwa tentang perjuangan heroik seorang gadis yang memperbaiki
nasibnya di negeri Prancis. Setiap ujian dan peristiwa yang ia alami telah
membuka mata hatinya tentang hikmah 99 sifat Allah (Asmaul Husna).
“99 Hari di Prancis”
berkisah tentang perjuangan hidup seorang gadis lugu Indonesia bernama Maria di
Prancis. Pertama kali tiba di Prancis dia bekerja pada seorang bandar narkoba
bernama Salomon sebagai kurir. Maria
tidak pernah tau apa isi box yg ia antar. Lama-kelamaan Maria curiga karena
salah satu penerima barang tersebut akhirnya meninggal ditembak oleh orang
misterius. Selama di Prancis ia tinggal di sebuah flat pelacuran milik Salomon.
Walaupun tinggal disitu, tapi Maria tidak pernah melakukan pekerjaan hina
tersebut. Sejak pertama kali tiba di Prancis, ia selalu ditemani oleh seorang
lelaki asisten Salomon bernama Robert. Hari demi hari bersama cinta pun tumbuh.
Berkat informasi dari
seorang wartawan muslim, Maria akhirnya mengerti bahwa box yang selama ini ia
antar berisi narkoba. Ia tak ingin lagi bekerja seperti ini. Walaupun
pekerjaannya mudah dan bergaji besar. Ia merasa berdosa.
Dengan seorang teman
bernama Maizumi, Maria memutuskan untuk kabur dari flat. Dan petualangan Maria
di negeri Prancis pun dimulai. Menjadi gelandangan, tukang cuci piring,
menjuarai kontes memasak,menjadi koki
restoran, difitnah mencuri, kehilangan pekerjaan, bekerja di panti asuhan,
menjadi kader partai, masuk penjara, dan beragam petualangan Maria yang lain.
Yang saya sukai dalam
novel ini adalah setiap kejadian yang dialami oleh sang tokoh selalu terdapat
moral value yang dijelaskan secara eksplisit sehingga pembaca mudah
memahaminya. Setiap peristiwa yang alami tokoh utama mengungkapkan makna dari
99 Asmaul Husna. Konflik yang kuat dan alur cerita yang menegangkan juga
merupakan ciri khas novel ini. Tokoh- tokoh yang berperan pun tidak terlalu
banyak sehingga tidak terlalu memusingkan.
Selamat Membaca !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar