Matematika adalah pelajaran yang paling sulit menurut
sebagian besar orang. Rumus-rumus, angka, dan konsep adalah ciri khas mata
pelajaran ini. Jika tidak mengikuti pelajaran dari awal maka kita tidak akan
bisa mengerjakan bagian selanjutnya. Jika sudah begini biasanya rasa malas akan
merasuki diri kita. Tingkat selanjutnya adalah kita akan membenci matematika. Bahkan
mungkin juga membenci guru matematika.
Matematika merupakan momok yang menakutkan bagi siswa di
sekolah. Apalagi jika ulangan atau ujian semester, kebanyakan soal tidak dapat
terselesaikan. Matematika juga merupakan mata pelajaran UN yang membuat
sebagian siswa tidak lulus. Matematika menambah beban anak sekolah yang sudah
berat menjadi lebih berat lagi.
Saya setuju apabila matematika dijadikan mata pelajaran
tidak wajib di SMA karena saya sendiri tidak terlalu merasakan manfaat dari
mempelajari matematika setelah lulus SMA. Setelah lulus SMA sebagian siswa ada
yang bekerja dan ada yang melanjutkan kuliah. Memang matematika berguna bagi
mereka yang akan melanjutkan studi di jurusan akuntansi, teknik sipil, dan
arsitektur. Namum, bagaimana dengan mereka yang bekerja atau yang melanjutkan
studi di jurusan yang tidak membutuhkan matematika? Belajar matematika akan
membuang-buang waktu saja dan membuat pikiran tertekan.
Nilai matematika menjadi indikator anak dikatakan pintar. Manusia
dilahirkan dengan kecerdasan yang berbeda-beda. Tidak semua anak memiliki
kecerdasan matematika. Ada anak yang berbakat di seni. Ada anak yang berbakat
di olahraga. Ada anak yang berbakat di bidang bahasa. Itu sangat tidak adil
untuk menggunakan indikator nilai
matematika untuk memberi predikat pintar. Semua orang itu pandai di bidangnya
masing-masing.
Saya berargumen seperti ini bukan berarti saya tidak
menyukai matematika dan menganggap matematika adalah mata pelajaran yang tidak
berguna. Matematika mengajarkan anak tentang detail, ketekukan, dan kemampuan
memecahkan masalah. Menurut saya belajar matematika di tingkat SD dan SMP saja
sudah cukup untuk bekal masa depan anak.
Mathematic club adalah ekstrakulikuler untuk mengembangkan
bakat anak di bidang matematika. Jadi, bagi siswa yang ingin masuk di perguruan
tinggi dengan jurusan akuntansi, teknik sipil, atau arsitektur bisa mengasah
kemampuan berhitungnya di club ini. Club ini merupakan pengganti mata pelajaran
matematika yang dihapuskan sehingga anak yang kurang berbakat di matematika
tidak merasa terpaksa belajar matematika.
Dengan adanya mathematic club satu beban siswa terkurangi.
Siswa lebih memiliki banyak waktu untuk mengembangkan bakat atau menekuni hobi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar