“Naaaaa bangun! Rob” seru temanku.
“ehh apa rob” kataku sambil mengucek-ngucek mata.” Huaaaaaaaaaaa novelku, hpku, kasurku” Aku berteriak sekencang-kencangnya setelah menyadari air rob menggenangi kamarku.
Aku membuka pintu kamarku. Ku dapati temanku Atun sedang menggaruk-garuk kepala seperti masih tidak percaya atas musibah rob pagi ini. Aku menyingkap kain korden yang masih menutupi jendela. Air rob setinggi lebih dari semata kaki menggenangi jalanan depan rumah kontrakan kami.
“Aduhhhh gimana nih novelku sama hpku huhuhu” Aku hampir saja menangis.
Kemarin sore aku pergi ke toko buku Gramedia untuk membeli novel yang selama ini aku idam-idamkan, novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi. Sekarang aku mendapati novelku basah seperti pakaian yang habis dicuci.
Hpku yang baru aku beli 7 bulan yang lalu juga tak luput menjadi korban. Bayangkan selama berjam-jam hp ini terendam air rob. Aku buka flipcase yang melindunginya. Panas sekali dibagian belakang. Aku buka casing bagian belakang. Susah sekali. Kuku ibu jari kananku sampai patah. Kulit dan kuku ibu jari kiriku terlepas sedikit. Hp bermerk ini memang terkenal susah dibuka. Hampir saja aku pasrah. Namun berkat usaha akhirnya bisa dibuka.
Celana jeans, tas, buku kuliah, tempat pensil, charger hp, dan headset juga ikut terendam. Ini adalah akibat kebiasaan burukku. Sebelum tidur aku selalu membiarkan kamarku berkondisi berantakan. Barang-barang aku biarkan berserakan di lantai.
Air rob sering kali mengenangi kawasan Kaligawe, tempat kami tinggal, di saat musim hujan. Memasuki bulan yang berakhiran –ber (oktober, november, desember) biasanya awal musim hujan bermula. Air rob adalah air selokan yang meluap hingga menggenangi jalan dan rumah-rumah penduduk. Biasanya datang pada tengah malam saat orang-orang sedang enak beristirahat. Sehingga tidak disadari saat bangun tidur tau-tau rumah dan jalan sudah terendam air.
Aku dan ketiga temanku lainnya termasuk Atun sebenarnya sudah bersiap-siap akan datangnya musibah ini. Namun, pagi ini memang jatah aku dan Atun mengalami sial. Kedua temanku yang lain sedang pulang kampung sehingga hanya ada kami berdua di sini. Hp milik atun juga ikut terendam. Akibatnya lcdnya rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Untungnya temanku ini memang tabah. Ia sudah mengikhlaskan hpnya.
Sekitar jam setengah 7 air rob sudah surut. Kami berdua membersihkan rumah. Pertama, sisa air yang masih menggenang dikeluarkan dengan menggunakan serokan (entah apa itu namanya). Kedua, lantai disiram dengan air detergen lalu disikat sampai bersih. Ketiga, air detergen dikeluarkan dan lantai dibilas dengan air bersih. Kelima, lantai dipel dengan air biasa. Kenam, lantai dipel dengan air plus pewangi lantai anti kuman. Untuk mempercepat keringnya lantai, dibantu dengan 3 kipas angin.
Barang- barang yang basah aku jemur di luar. Aku dan Atun berbaring merebahkan badan. Lelah , lapar , lega , sedih ,dan mengantuk yang kami rasakan. Setelah musibah ini aku tidak lagi meninggalkan barang-barang berserakan di lantai. Sebelum tidur aku meletakkan semua barangku di lemari atau tempat yang sekiranya tidak terjangkau oleh air rob. Setiap malam kami berjaga-jaga siapa tau air rob datang lagi. Cukuplah hari ini cukuplah kerugian ini.