Afdhal adalah seorang lelaki yang memiliki seorang istri dan dua putri. Beliau tinggal di Sulawesi Selatan. Istrinya tercinta telah dipanggil oleh Allah setahun yang lalu. Anaknya pun dua-duanya sudah menikah dan tinggal bersama suami mereka.
Suatu hari Afdhal mendapat suatu permintaan dari sahabatnya Syamsul yang sedang sakit keras. Syamsul ingin Afdhal mencari cinta lama Syamsul, Siti Zubaedah, yang tinggal di Malaysia. Syamsul ingin bertemu dengan Siti Zubaedah dan meminta maaf karena telah membuatnya kecewa berat. Syamsul berfikiran bahwa yang membuat dia sakit keras hingga sulit disembuhkan adalah karena belum mendapat maaf dari Siti Zubaedah.
Sesampainya di Malaysia dia tinggal di hotel milik seorang wanita yang pernah dicintai oleh Syamsul sewaktu mereka masih belajar di Kairo, Mesir. Wanita itu bernama Amal Hayati. Amal Hayati menikah dengan lelaki pilihan orang tua. Pernikahan mereka tidak bahagia dan akhirnya bercerai.
Amal Hayati sewaktu muda adalah gadis yang cantik. Afdhal pun dulu sempat mencintainya. Namun, setelah dia tau kalau sahabatnya, Syamsul, sangat mencintai Amal Hayati, dia mengurungkan niatnya untuk memiliki Amal Hayati.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Allah yang mengatur hati manusia. Amal Hayati terpesona oleh sosok Afdhal yang bijaksana. Afdhal dan Amal Hayati memutuskan untuk menikah setelah mereka berhasil menjalankan misi dari Syamsul.
Mereka berdua bersama-sama mencari Siti Zubaedah. Berat memang mencari seseorang dengan bekal alamat yang tidak jelas. Mereka sempat menyerah. Namun, berkat bantuan seorang sopir taxi yang dikenalnya sewaktu mengantar ke hotel, mereka berhasil menemukan tempat tinggal Siti Zubaedah.
Berat bagi Siti Zubaedah untuk melupakan segala kenangan buruk masa lalunya. Dulu,Syamsul berjanji kepada Siti Zubaedah pujaan hatinya untu sehidup semati. Takdir berkata lain. Syamsul dijodohkan oleh orang tuanya dengan anak pamannya yang bernama Fatma.
Berkat bujuk rayu Afdhal dan Amal Hayati, Siti Zubaedah bersedia berangkat ke Samarinda. Siti Zubaedah mengajak anak kembarnya Aza dan Azazwa bersama. Afdhal mengajak calon istrinya Amal Hayati.
Sesampainya di rumah sakit tempat Syamsul dirawat, mereka berdoa bersama agar Syamsul segera sadar dari koma. Doa mereka yang tulus didengar oleh Allah. Syamsul telah sadar. Suasana hening berubah menjadi ceria.
Untuk menebus rasa bersalahnya terhadap Siti Zubaedah di masa lalu, Syamsul ingin menikahkan putranya dengan putri Siti Zubaedah atas saran seorang kyai. Keinginan Syamsul disambut baik oleh semua pihak. Putra pertama Syamsul yang bernama Faiz menikah dengan putri pertama Siti Zubaedah yaitu Syakira. Mereka berdua hidup bahagia.
Misi telah selesai dengan sempurna. Afdhal ingin segera memenuhi janjinya kepada Amal Hayati. Afdhal dan Amal menikah dengan persetujuan kedua putri kembarnya. Biaya pernikahan ditanggung oleh Syamsul. Afdhal dan Amal hidup bahagia.