Bakat adalah suatu
anugrah dari Tuhan yang diberikan kepada kita manusia. Ada yang pandai bermain
musik, menggambar, menulis, menari, dan masih banyak lagi. Tidak ada manusia
yang terlahir tanpa bakat. Sudahkah kamu menemukan bakatmu ?
Perjalanan menemukan
bakat bagiku penuh suka dan duka. Perjalanan dimulai ketika aku duduk di bangku
SMP dan berakhir di bangku kuliah. Pada saat itu aku sangat terobsesi untuk
menemukan bakatku. Semua bidang aku coba tekuni. Menari, menggambar, acting, olahraga,
organisasi, paskibra, berbisnis. Namun, tak ada yang membuatku bertahan. Nilai
mata pelajaranku juga tidak terlalu menonjol. Aku juga tidak pernah menjuarai
perlombaan apapun. Aku selalu bertanya-tanya. Sebenarnya apa bakatku apa
kelebihanku apa yang spesial dariku. Aku galau.
Di bangku SMP aku
mengikuti berbagai macam ekstrakulikuler. Pramuka, paskibra, drama, dan basket.
Pada awalnya aku sangat antusias saat mengikuti kegiatan sepulang sekolah
tersebut. Namun lama-lama aku mulai merasa bosan dan berfikir bakatku bukan di
situ.
Di bangku SMA kelas 1
aku mulai semangat untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler lagi. Aku bergabung
di club Bahasa Inggris, kewirausahaan, dan pramuka. Penyakit lamaku kambuh
yaitu penyakit bosan. Club kewirausahaan dan pramuka aku lepas. Tinggal club
Bahasa Inggris yang masih aku pertahankan.
Setitik cahaya harapan
menyinari jiwaku. Aku diminta mewakili sekolah dalam lomba Spelling Bee yang
diadakan oleh salah satu universitas swasta di daerah Semarang. Aku sangat
bahagia. Aku ceritakan kepada keluarga dan teman-temanku. Mereka sangat
mendukungku dan berharap aku menjadi pemenang. Inilah bakatku ? Aku masih
bertanya-tanya.
Keberuntungan tidak
berpihak kepadaku. Aku kalah jauh dengan siswa-siswi dari sekolah lain. Mereka
semua pandai-pandai. Hal ini mengecilkan hatiku. Aku ciut. Aku putus asa.
Setelah lulus SMA aku
melanjutkan ke bangku perkuliahan. Jurusan apa yang harus aku ambil ? Apa
bakatku ? Apa kelebihanku ? Pertanyaan-pertanyaan itu menghantuiku kembali.
Aku memutuskan untuk
mengambil jurusan Bahasa Inggris. Nilai Bahasa Inggrisku memang yang paling
tinggi di antara nilai mata pelajaranku yang lain. Aku juga pernah mewakili
sekolah di perlombaan Bahasa Inggris. Hanya hal ini yang menjadi alasanku.
Aku mulai berpetualang
lagi mencari bakatku. Aku aktif dalam club Bahasa Inggris, organisasi
kerohanian dan organisasi mahasiswa tingkat fakultas. Aku juga aktif mengikuti
seminar-seminar. Seperti sebelumnya pasti ada yang aku lepas. Semua aku
tinggalkan.
Aku berada di titik jenuh.
Yang aku cari belum juga ku dapatkan. Pada suatu hari aku meluapkan perasaanku
tentang hal ini kepada seorang teman. “Gimana yah cara menemukan bakat dalam diri
kita ?” tanyaku. “Jadi begini Isna, sekarang aku tanya kegiatan apa yang bikin
Isna lupa sama waktu. Pokoknya kalau sedang melakukan kegiatan itu Isna bisa
bener-bener hanyut sama suasana.” tanya temanku balik. Aku berfikir dalam.
Namun, tidak menemukan sesuatu apapun.
Pada suatu hari aku
meminjam buku tentang kepribadian di perpustakaan daerah. Buku tersebut ditulis
dengan gaya yang sederhana sehingga aku mudah memahaminya. Di buku tersebut
tertulis bahwa ada empat macam kepribadian manusia: sanguinis, melankolis,
koleris, dan plegmatis. Di buku tersebut juga terdapat tes kepribadian. Aku isi
soal demi soal. Aku tidak sabar mengetahui hasilnya. Aku sangat penasaran.
Hasil tes tersebut
mengatakan bahwa aku termasuk kedalam kepribadian melankolis. Orang dengan tipe
ini memiliki kepribadian serius, analitis, jenius, dan perfeksionis. Benarkah
aku seperti itu ?
Aku membaca buku
tersebut dari awal hingga akhir. Pada bab yang menjelaskan tentang tipe
melankolis aku membaca dengan lebih serius. Aku membaca ciri-ciri orang dengan
tipe kepribadian melankolis. Aku merefeksikan diri. Hampir semua yang dikatakan
oleh buku itu benar. Aku si melankolis. Ada perasaan lega dan bahagia dihatiku.
Aku telah menemukan bakatku.
Di buku tersebut
tertulis ada beberapa profesi yang cocok untuk si melankolis. Salah satunya
yaitu penulis. Aku mencoba dunia baru ini. Dunia kepenulisan.
Saat browsing internet
untuk keperluan tugas kuliah tidak sengaja aku menemukan informasi tentang
lomba menulis. Tidak salahnya jika aku mencoba. Aku menulis tentang
pengalamanku saat mendaki Gunung Ungaran. Aku kirim tulisan tersebut ke email
penyelenggara. Aku sangat tidak menyangka. Tulisanku masuk tiga puluh besar
nasional dan diterbitkan. Senang sekali rasanya.
Semenjak itu aku
bersemangat untuk membuat tulisan-tulisan tentang apa saja: pengalaman pribadi,
review buku, puisi, cerpen, tips, dll. Aku membuat blog untuk tulisan-tulisanku
agar bisa dibaca oleh publik. Di waktu luang aku mengikuti lomba-lomba menulis
yang diadakan secara online. Aku juga mengirim tulisan-tulisanku di buletin
lokal. Alhamdullilah dua tulisanku diterima. Aku semakin yakin bahwa inilah
bakatku.
Materi tulisan aku
dapat dari membaca buku. Aku meminjam buku dari perpustakaan maupun dari teman.
Ada juga yang aku beli dari toko buku. Jika ada diskon di toko buku aku tidak
segan-segan untuk memborong. Jadilah kamarku menjadi perpustakaan mini.
Akhirnya aku menemukan
apa yang selama ini aku cari. Aku telah menemukan bakatku. Bakatku berada di
bidang bahasa. Hobiku adalah membaca. Kegemaranku adalah menulis.
Salam Literasi Indonesia !!!